Wakili Dandim 0411/KM, Kasdim Bacakan Amanat Menkominfo Pada Upacara Harkitnas 2024

Metro, Intisarinews.co.id–Anggota Prajurit dan PNS Kodim 0411/KM melaksanakan Upacara Bendera Hari Kebangkitan Nasional ke – 116 Tahun 2024 yang bertema “Bangkit untuk Indonesia Emas” bertempat di Lapangan Apel Makodim 0411/KM, Jl. Veteran No.53. Bd. 22 Kelurahan Hadimulyo Barat Kec. Metro Pusat, Kota Metro. Senin (20/05/24)
Bertindak sebagai Inspektur Upacara Kasdim 0411/KM Mayor Inf Wawan Cahya Gunawan,S.H. mewakili Dandim Letkol Arh Rendra Febrandari Suparman,S.I.P. dengan Perwira Upacara Kapten Czi Yatiman,S.H., Komandan Upacara Kapten Chb Muhammad Taufiek dan Pembawa Acara PNS Yuyun Surdiana.
Sementara itu peserta upacara selaku Danki I Peltu Eko Windiarto, Danki II Peltu Parmono, Danki III Pelda Joko Prastyo, Danki IV Letda Inf Yanedi serta Danki V dijabat oleh PNS Muhadi dengan pengamanan dan pengawasan Komandan Unit Inteldim 0411/KM Letda Inf Zainuri beserta anggota.
Terlihat turut mengikuti jalannya upacara para Perwira Staf, Danramil Jajaran dan para anggota, PNS serta personel Babinsa Korramil 411-01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08, 09, 10, 11, 12, 13, 14, dan 411-15.
Pada kesempatan tersebut, Kasdim 0411/KM Mayor Inf Wawan Cahya Gunawan,S.H. membacakan amanat Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi dalam Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke-116 tahun 2024.
Saudara-Saudari Sebangsa dan Setanah Air
Hari-hari ini kita dihadapkan pada suatu realitas yang terpampang terang yakni,kemajuan teknologi yang melesat cepat. Kita sudah memilih bukan hanya ikut-serta, tetapi lebih dari pada itu, menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia. Hari-hari ini hingga dua dekade ke depan merupakan momen krusial yang akan sangat menentukan langkah kita dalam mewujudkan itu semua.Refieksi  atas pilihan tersebut bisa kita rujuk dengan berkunjung kembali kepada gagasan awal menjadikan dan membentuk Indonesia. Bagaimana sejarah telah membentuk kebangsaan kita. Sejarah diperlukan bukan karena sensasi politiknya. Juga bukan sebagai sumber keteladanan nilai semata-mata. Tetapi pada percakapan terus menerus tentang kemajuan, kemanusiaan dan kesejahteraan. Keteladanan tidak harus diikatkan pada Masa lalu. Namun dapat dikaitkan dengan masa depan, yaitu pada ide-ide yang membuka ruang imajinasi peradaban.
Lebih dari seabad lalu, tepatnya pada 20 Mei 1908, lahir organisasi Boedi Oetomo, yang dimasa itu telah menumbuhkan bibit bagi cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Hari berdirinya Boedi Otomo inilah yang kelak menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan hari ini.
Organisasi Boedi Oetomo bermula dari sejumlah dokter dan calon dokter di Batavia yang berkumpul mendirikan suatu organisasi modern. Banyak orang menaruh harapan pada organisasi ini dan menganggapnya sebagai motor penggerak gerakan kemerdekaan di tanah Hindia Belanda. Bahkan Van Deventer,seorang tokoh Politik Etis Belanda, menyatakan: “Sesuatu yang ajaib sedang terjadi, Insulinde molek yang sedang tidur,sudah terbangun”.
Boedi Oetomo menjadi awal mula tempat orang belajar dan berdebat tentang banyak hal,seperti pentingnya pendidikan barat bagi rakyat Hindia Belanda serta penyebaran pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang Priayi atau bukan. Dari sana timbul pula pemikiran tentang pentingnya memperluas keanggotaan yang mencakup seluruh rakyat Hindia Belanda.
Saudara-Saudari Sebangsa dan Setanah Air
Apa yang telah dirintis Boedi Otomo dilanjutkan oleh banyak organisasi lain yang muncul belakangan. Nasionalisme Jawa khas Boedi Oetomo diperluas menjadi nasionalisme yang mencakup keseluruhan orang-orang di Hindia Belanda. Pendidikan yang hanya ditujukan pada priayi Jawa diperluas menjadi pendidikan untuk seluruh rakyat Bumiputera. Perjuangan memajukan kebudayaan Jawa diperluas menjadi perjuangan politik mengusir penjajahan Belanda. Perluasan dari cita-cita yang telah ditumbuhkan oleh Boedi Oetomo mencapai titik puncaknya pada proklamasi kemerdekaan.
Sebelum Boedi Oetomo, adalah Kartini, perempuan dari kota kecil Jepara, yang mengawalilahim ya gagasan kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan dan kemajuan, melalui tulisan-tulisannya yang tersiar ke penjuru dunia. Dialah yang menggodokasi pirasi-aspirasi kemajuan di Indonesia untuk pertama kali muncul sejak lebih dari seabad lalu. Di tangannya kemajuan itu dirumuskan, diperinci, dan diperjuangkan, untuk kemudian menjadi milik seluruh bangsa Indonesia. la sadar betul bahwa dalam zaman baru yang modern,peralatan paling mumpuni adalah pendidikan. Pendidikan adalah wahana untuk membebaskan manusia, sekaligus membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan. Bagi Kartini, pendidikan merupakan jalan yang dapat menguak horizon dan peradaban baru bagi kaum Bumiputera.
Kartini merupakan pembaharu dalam menggagas sebuah imajinasi mengenai sebuah tatanan masyarakat yang merdeka, dan sebuah cita-cita ideal baru tentang bangsa yang lebih besar dibandingkan asal-usul sosialnya sendiri. Apa yang digagas Kartini telah jauh melampaui kisah hidupnya sendiri. Ia telah memberikan inspirasi penting bagi sumbu-sumbu kecil, yakni para kaum muda embrio bangsa, yang perlahan menjadi nyala berkobar yang kemudian kita kenal sebagai pergerakan kebangkitan nasional.
Embrio Indonesia lahir dari kemajuan modern dan pencerahan, dari kaum muda berpendidikan yang tidak kehilangan identitas ke-Indonesiaan nya. Embrio Indonesia lahir dari keragaman pikiran para Kaum Muda sebagai Embrio Bangsa. Di tangan kaum muda terdidik inilah cita-cita kemerdekaan dan kebebasan dirumuskan dan diperjuangkan. Alam kemerdekaan hanya bisa dicapai jika manusia setara dan bebas. Manusia yang bebas dan setara hanya dimungkinkan jika manusia tersebut terpelajar dan berpendidikan. Dari merekalah semangat kebangkitan nasional lahir. Kebangkitan nasional adalah penanda lahirnya zaman baru.Pencetus cara berpikir baru. Semangat kebangkitan nasional merumuskan kemerdekaan sebagai wahana memperjuangkan kedaulatan dan kemuliaan manusia.
Apa yang digagas Boedi Oetomo, Kartini dan para embrio bangsa, kemudian dirumuskan Bung Karno sebagai Jembatan Emas. Kemerdekaan dibayangkan Bung Karno sebagai sebuah “jembatan emas” yang akan membawa bangsa Indonesia menikmati kehidupan sejahtera lahir dan batin di atas tanah sendiri. Bung Karno juga menekankan bahwa di ujung Jembatan Emas akan selalu ada kemungkinan yang dapat membawa Indonesia menuju kebaikan ataupun sebaliknya, yang dalam bahasa Bung Karno Bahagia Bersama atau Menangis Bersama. Di sinilah Bung Karno mengingatkan kita pentingnya momen agar kita mengambil keputusan yang tepat dan cermat untuk membawa kita pada jalan yang mengarah kepada kebaikan bagi seluruh rakyat Indonesia. (Man)

Loading