Lampung Timur, (ISN) – Ir. Alimin Abdullah Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Dapil Lampung II kembali menggelar sosialisasi empat pilar MPR RI dihadapan ratusan masyarakat Melinting Lampung Timur, Jum’at (18/12/2020).
Alimin Abdullah menjelaskan secara jelas dalam sosialisasi ini, yaitu Pancasila Sebagai Dasar dan Ideologi Negara, UUD Tahun 1945 Sebagai Konstitusi Negara serta Ketetapan MPR, NKRI Sebagai Bentuk Negara Dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara.
Adapun tujuan sosialisasi tersebut guna meningkatkan pemahaman masyarakat agar lebih mengetahui bahwa betapa pentingnya pengetahuan terkait empat pilar dalam mengisi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) melalui anggotanya secara rutin mensosialisasi empat pilar tersebut karena tantangan yang dihadapi saat ini menurut Alimin Abdullah mulai lunturnya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akibatnya banyak masyarakat yang acuh terhadap masa depan bangsa ini. Selain itu banyak konflik sosial terjadi sehingga tawuran antar kampung dan desa mudah tersulut meskipun peristiwa kecil.
Padahal saat ini kita menghadapi wabah pandemi covid 19. Kondisi ini diperparah lagi dengan mulai lunturnya kepercayaan masyarakat dibidang ekonomi politik dan hukum.
Pemahaman dan penghayatan terhadap nilai nilai yg terkandung dalam Pancasila mulai pudar sejak reformasi sehingga MPR RI segera mengambil peran untuk kembali mengingatkan masyarakat agar kembali memahami Pancasila sebagai pegangan dalam mengisi pembangunan bangsa.
Nilai pancasila yang sebagaimana mestinya menjadi pandangan hidup, dasar negara, pemersatu bangsa, sekarang sudah hampir tidak ada arti lagi.
Hal itu dapat di lihat dari banyaknya kejadian dan peristiwa yang bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Peristiwa dan kejadian yang bertentangan dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila merebaknya aksi pencurian kendaraan bermotor (curanmor), perampokan, tawuran pelajar, pemerkosaan, dan bahkan pembunuhan.
Pengalaman Indonesia selama 350 tahun dijajah dengan sistem adu domba tentu diharapkan tidak terulang kembali dan segera disadari warga Indonesia karena kedepan tantangan semakin komplek.
“Tantangan yang kita hadapi saat ini tidak lagi satu arah, melainkan banyak arah termasuk melalui kebebasan pers, media sosial dan lain-lain karenanya hal itu harus segera diimbangi dengan memegang teguh Pancasila” pergaulan antar-bangsa semakin kental, sehingga memunculkan proses akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing.
Dampaknya terjadinya proses lunturnya nilai budaya suatu bangsa dan akses masyarakat terhadap nilai-nilai asing semakin besar, akar dari persoalan ini adalah menurunnya pemahaman masyarakat terhadap nilai Pancasila. Kebanyakkan dari kita hanya sekadar mengetahui sila-sila Pancasila tanpa memahami nilai-nilainya. Tegas Alimin Abdullah. (*)