Bandar Lampung, (ISN) – Dalam rangka melakukan pembahasan mengenai potensi komoditi ekspor UKM di Provinsi Lampung dan inisiasi program pelatihan dan pendampingan pelaku UKM berorientasi ekspor. OJK Provinsi Lampung mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Sinergi Program Pelatihan dan Pendampingan Bagi Pelaku UKM Berorientasi Ekspor serta Mengenal Potensi Komoditi Ekspor Provinsi Lampung” bertempat di Swiss Belhotel, Bandar Lampung, (08/04/2021).
Kegiatan ini diikuti oleh 10 peserta yang merupakan perwakilan dari beberapa instansi antara lain : Bea Cukai Kanwil Sumatera Bagian Barat, Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor Indonesia Jakarta, Bank Indonesia Provinsi Lampung, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Lampung, Dinas Pertanian dan Hortikultura Provinsi Lampung, Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, Dinas Peternakan Provinsi Lampung, Balai Karantina Pertanian, Balai Karantina Perikanan dan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Provinsi Lampung.
Kepala OJK Provinsi Lampung Bambang Hermanto pada sambutannya menjelaskan, potensi UMKM untuk ekspor masih cukup besar, namun tidak banyak UMKM yang mampu memahami bagaimana melihat potensi ekspor yang ada, diantaranya melalui analisa potensi transaksi ekspor per kategori produk.
“Potensi transaksi ekspor per Negara tujuan, potensi ekspor yang belum terealisasikan per produk, dan potensi ekspor yang belum terealisasikan per negara tujuan. Untuk itu diperlukan pendampingan dan fasilitasi dari pihak-pihak yang memiliki concern terhadap pengembangan komoditi ekspor termasuk kegiatan business matching lembaga pembiayaan ekspor (bank maupun LPEI) dengan para pelaku eskportir UMKM,” kata Bambang.
Selanjutnya, kegiatan FGD diisi dengan pemaparan materi yang disampaikan antara lain oleh Executive Pertama Jasa Konsultasi Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor Indonesia (LPEI) Prayudha Utama yang memaparkan materi terkait Program Pembinaan Kepada Eksportir Pemula dan dilanjutkan dengan pemaparan oleh Pelaksana Pemeriksa BEA Cukai Lampung – Nurwidyatmoko yang memaparkan materi terkait Program Sinergi Gandeng Eksportir (SIGER) yang mendukung munculnya eksportir – eksportir baru.
Sementara itu, per posisi Februari 2021, eskpor Provinsi Lampung mencapai 287,31 Juta US$ didominasi industri pengolahan (237,09 juta US$ atau 82,52%), sektor pertanian (34,15 juta US$ atau 11,89%) dan Sektor Pertambangan (16,07 juta US$ atau 5,59%). Kegiatan ekspor tersebut didukung oleh pembiayaan yang disalurkan oleh Industri Perbankan di Provinsi Lampung sebesar Rp1,01 T atau meningkat sebesar 68,24% yoy. Peningkatan ini lebih besar dibandingkan peningkatan penyaluran pembiayaan kegiatan ekspor nasional yang hanya sebesar 10,89% yoy. Penyaluran pembiayaan perbankan di Provinsi Lampung untuk kegiatan ekspor didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran (63,85%) dan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan (21,55%).
Masih terdapat kendala yang menjadi tantangan para pengambil kebijakan maupun para pelaku eksportir yang perlu menjadi perhatian bersama antara lain data base para pelaku UMKM yang berorientasi ekspor, sosialisasi seluk beluk mengenai kegiatan ekspor kepada UMKM, potensi pasar ekspor, dan community development berbasis ekspor (program Desa Devisa dan skema inti plasma komoditi tertentu).
“Kami berharap kegiatan pada hari ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ekspor oleh pelaku UMKM di Provinsi Lampung dan semoga sinergi bersama ini dapat memberikan kontribusi dan manfaat yang lebih baik bagi masing-masing kita, perekonomian masyarakat, daerah dan nasional.” ucap Bambang menutup sambutan. (R)