Pristiwa Tenggelamnya Murid Dalam Kegiatan Eskul,Dinas Pendidikan Lampura Ambil Tindakan
LAMPUNG UTARA (ISN) – Terkait peristiwa tenggelamnya salah satu Siswa yang duduk di kelas IV Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Abung jayo Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara (Lampura) kemarin hingga meninggal dunia di kolam pemandian umum “Lembah Bambu Kuning” Desa Stempat. yang mana kejadian tersebut dalam rangka kegiatan Ekskul yang di adakan pihak sekolah pada hari sabtu (18/1/2020) kisaran pukul 08.45 Wib.
Adanya peristiwa itu, yang telah diberitakan oleh Media (MDSnews) sebelumnya ini tangapan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampura, (19/1/2020).
Dikonfirmasi melalui via handphone Kasi SD Dian Ratna Hapsari P, S.Psi, MM, mengatakan. Dengan adanya kegiatan ekstra kurikuler (ekskul) dari sekolah SDN 1 Abung jayo, saya turut prihatin atas meninggalnya Ahmad Afda Annur dan saya sangat menyayangkan atas kejadian itu terlihat minimnya pengawasan dari dewan guru serta pengelolaan tempat wisata kolam renang lembah bambu kuning, ujar Dian
Karena yang saya dengar itu, yang mengikuti ekskul dari kelas 3 4 5 dan 6 terus siswanya kan banyak. Kemudian di situ bukan hanya SDN 1 Abung jayo yang melakukan kegiatan ekskul renang ada pula dari sekolah-sekolah lain,
“Jika hanya sebatas guru-guru berapa orang, sepertinya kurang untuk pengawasan.” Terkait pelajaran ekskul itu renang memang ada, tetapi yang pertama karena minimnya pengawasan dan kurang koordinasi juga, sambung Dian
Seharusnya, dari sistem pengelola kolam renang Wahana Bambu Kuning, harus dijadwalkan jangan sampai melebihi kapasitas. Seperti dari SD-SD apa saja itu harus terjadwal jadi untuk pengawasan itu tetap fokus sama anak-anaknya karena segitu banyak.
Semestinya, sebelum melakukan renang itu harus ada juga penjelasan dan latihan brising, apalagi anak-anak kelas 3 kelas 4 itu satu kali penjelasan tidak langsung diserap. “Kemudian dalam satu kelas itu harus lebih dari 4 pengawas dari dewan guru karena ini olahraga air mungkin nantinya ada yang keram dan juga ada yang belum pernah renang itu yang harus kita waspadai.” tegas Dian
Jika dari kami, itu saja yang kami sesalkan minimnya pengawasan dari personal guru.
“Sebenarnya kami dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Utara, setiap ada pertemuan dengan UPTD ataupun K3s kami selalu mengarahkan dan memberi masukan agar selalu hati-hati di sekolah ketika jam pelajaran jam istirahat ataupun jam ekskul.”
Untuk SDN 1 Abung jayo akan kita panggil ke dinas kami juga perlu tau awalnya seperti apa, insya Allah hari Senin tanggal 20/1/220 saya dan rekan-rekan dari Diknas akan berkunjung ke kediaman orang tua korban kami akan minta dampingi oleh UPTD, papar Dian Ratna Hapsari.
Hal senada disampaikan oleh pemilik kolam renang Lembah Bambu Kuning Hj. Daliman. Menurut saya-saya sudah memenuhi Standar Operasional Prosedur (SOP), karyawan saya banyak mas. Khusus untuk mengawasi orang renang itu ada 2 orang yang mana selalu standby
“Kita telah melakukan penanganan terhadap pihak korban kita bawa ke rumah sakit, kita juga telah mencari solusi mediasi secara baik-baik.”
Ini kan namanya musibah, dari orang tua korban pula telah menerima dengan lapang dada, pungkas Daliman saat dikonfirmasi melalui via handphone,
(MdsNews)