Polisi Buru Pelaku Penghilangan Nyawa Didi Ferdiana

Bandar Lampung, (ISN) – Polresta Bandar Lampung memback-up Unit Reskrim Polsek Sukarame menangani dugaan kasus penganiyaan dan pengeroyokan yang menyebabkan korban Didi Ferdiana (26) warga  RT/RW 007/005, Dusun 2A, Desa Fajar Baru, Jati Agung, Lampung Selatan, meninggal.

Korban Didi diduga dianiaya hingga tewas di depan SPBU Campang Raya oleh orang tak dikenal. Awalnya barang korban berupa telepon seluler (ponsel) dan identitas lainnya sempat dinyatakan hilang.

Barang-barang korban yang disimpan di dalam tas pinggang berwarna hitam itu ditemukan di bawah kolong mobil yang terparkir di samping SPBU.

Seorang saksi mata penemuan barang, Hanif, mengatakan penemuan tas tersebut berawal saat ia bersama rekannya tengah duduk di samping mobil sembari meminum teh. Kemudian ia mendengar suara telepon berdering beberapa kali.

“Saya curiga dengan suara dering telepon dari kolong mobil. Sebab, mobil bekas yang terparkir di samping SPBU ini enggak ada orangnya,” ujarnya, Jumat 8 Januari 2020.

Setelah dicek, lanjut Hanif, ternyata ada tas pinggang terselip di ban mobil bagian belakang. Namun, ia bersama rekannya tak berani mengambil tas itu.

“Lalu teman saya ini menghubungi Babinsa dan Bhabinkamtikmas setempat. Untuk memeriksa tas yang diduga milik korban,” terangnya.

Tak berselang lama, petugas pun datang untuk mengecek barang temuan tersebut. Mereka mengambil tas dengan menggunakan sarung tangan dan memasukannya ke dalam plastik.

Sekarang barang itu sudah dibawa Bhabinkamtikmas. Kemungkinan untuk dijadikan barang bukti,” paparnya.

Sementara itu, kakak korban, Andriani membenarkan bahwa tas pinggang warna hitam merupakan milik adiknya yang tewas karena dianiaya para pelaku.

“Itu tas biasa dipakai adik saya. Sekarang barangnya enggak tahu di mana. Tapi katanya sudah dibawa ke kantor polisi,” kata dia.

Ia pun mengetahui adik bungsu tidak lagi bernyawa dari media sosial dan mendapat kabar duka itu dari rekan korban.

“Waktu tahu itu adik saya, saya bersama keluarga datang ke rumah sakit,” paparnya.

Dia mengaku terakhir kali bertemu dengan adiknya tadi malam. Saat itu, korban pulang ke rumah namun tidak lama karena korban harus bekerja lagi. Oleh karena itu, ia dan keluarga tidak mempunyai firasat apapun.

“Saya dan keluarga enggak ada nfirasat apa-apa. Soalnya adik saya ini kerjanya memang pulang malam terus. Paling kalau ke rumah cuma bentar terus pergi lagi,” pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan tim Tekab Polsek Sukarame dibantu oleh Satuan Reskrim Polresta Bandarlampung masih mendalami kasus tersebut.

Loading