Pemkot Metro Kenalkan Adat Budaya Lampung, Salah satunya Menggelar Tradisi “Manjau Anak Benulung Besunat”
Metro, Intisarinews.co.id–Pemerintah Kota (Pemkot) Metro, terus berupaya mengenalkan adat budaya Lampung, salah satunya menggelar tradisi “Manjau Anak Benulung Besunat” Di rumah dinas Walikota Metro. Kegiatan ini merupakan rangkaian perayaannya Festival Putri Nuban dan HUT-87 Kota Berjuluk Bumi Sai Wawai.
Manjau sendiri merupakan, acara adat yang dilakukan oleh pihak keluarga mempelai laki-laki, untuk datang bersama-sama dengan calon pengantin laki-laki (mengiyan), ke rumah orang tua calon mempelai perempuan untuk silaturahim dan perkenalan keluarga.
Sedangkan Benulung merupakan Anak-anak nakbai Bapak atau Anak-anak dari saudara perempuan Bapak. Prosesi Manjau Anak Benulung Besunat, adalah salah satu resepsi khitanan dan merupakan khasanah Kekayaan Budaya Lampung dan perlu kita lestarikan, karna di dalam nya mengandung makna filosofi Ke agaman hablum minallah dan hablum minannas rasa ikatan persaudaraan yang mengikat.
mengisaratkan adanya tali darah dan tanda sayang ( angkon ) terhadap ponakan ( benulung) dalam prosesi sunat di Kumbung. Acara yang sangat sakral ini merupakan salah satu rangkayan adat Budaya Lampung yang di laksanakan oleh tokoh adat. Sebelumnya acara Khitanan, dimana anak sebelum di sunat, sang anak di arak menuju ke Kumbung sunat yaitu kumbung tempat anak untuk dihitan kan secara adat.
Walikota Metro Wahdi Siradjuddin menyampaikan, dalam HUT-87 Kota Metro, melalui festival Putri Nuban, pentingnya pemerintah daerah dapat mengenalkan dan melestarikan budayaan yang ada, salah satunya budaya adat Lampung.
Berita Terkait
“Harus kita lestarikan adalah festival Putri Nuban, Hari ini kita melakukan suatu rangkaian Manjau Anak Benulung Besunat, tentu ini memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat Lampung yang melihat ini, dan memelihara adatnya dengan baik.
Wahdi juga menyampaikan, Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia, dengan kebudayaan tertentu, dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
“Alkurturasi, manusia itu diciptakan ber suku suku, berbangsa bangsa, dan disitulah nilai nilai silaturahim nya, sama halnya dengan keluarga saya yang beralkurturasi, karena berbeda suku. Kita sekarang ini hidup di Kota Metro, tentu harus ada budaya yang kita pertahankan, kita tau kota ini, punya berbagai marga marga yang menjadi tanah harapan.”
Walikota Metro Wahdi Siradjuddin juga berharap, masyarakat dapat menjaga kebudayaan Lampung, Dangan menjaga tradisi yang ada, sehingga tradisi tersebut tidak hilang karena perkembangan zaman.
“Saya harap tradisi seperti ini dapat terus kita jaga, dan jangan sampai hilang,” tandasnya.(Adv)