Metro –Siti Aisyah Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian (Diskoperin) Kota Metro, menyebut capaian UMKM dan program Metro Bangga Beli (MB2) dimasa kepemimpinan Walikota Wahdi dan Wakil Walikota Qomaru telah berjalan baik.
Siti menjelaskan, untuk data awal dari bulan Desember 2021, jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Metro berjumlah 14.000 pelaku UMKM.
“Kemudian, untuk dimasa kepemimpinan pak Wahdi dan pak Qomaru di bulan Desember 2023 kemarin, jumlah pelaku UMKM di Kota Metro bertambah menjadi 19.790,” jelas Siti, saat diwawancarai awak media di ruang kerjanya, Selasa (25/6/2024).
Dia mengungkapkan, untuk program besutan Walikota Wahdi dan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) kota setempat, Silfia Naharani yaitu Metro Bangga Beli (MB2), alhamdulillah capaiannya sudah baik.
“Program Metro Bangga Beli ini diinisiasi oleh pihak kedua, yang dasarnya adalah dari masyarakat untuk masyarakat. Kegiatan ini di fasilitasi oleh pemerintah. Di program MB2 ini, masyarakat Metro bisa memproduksi barang-barang kreativitas mereka baik itu berupa makanan, cinderamata dan lain sebagainya. Setelah produk mereka ini selesai dibuat, mereka nanti bisa mengenalkan kepada masyarakat Kota Metro,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, program MB2 ini bukan hanya di slogan saja. Namun, sudah dibarengi dengan Peraturan Walikota (Perwali).
“Jadi, Perwali dari walikota itu mengharuskan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Metro pada hari Jumat, harus memakai pakaian batik yang dibuat oleh pengrajin-pengrajin di Kota Metro. Sedangkan untuk di lembaga vertikal, kami membuat surat edaran untuk memakai batik tersebut,” jelasnya.
Selain itu, Siti menyampaikan, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui bidang UMKM, setiap ada kegiatan pemerintah di luar kantor, pak wali dan Ketua Dekranasda Metro selalu meminta agar para pelaku UMKM di Kota Metro untuk membuka Bazar.
Berita Terkait
“Jadi, setiap ada kegiatan-kegiatan, pak wali dan Ketua Dekranasda Metro selalu meminta agar pelaku UMKM untuk membuka Bazar. Alhamdulillah, para pelaku UMKM menyambutnya dengan baik. Kemudian, untuk hasilnya juga signifikan (meningkat). Di tengah-tengah pandemi kemarin, yang mampu bertahan alhamdulillah UMKM,” ujarnya.
Siti menuturkan, seperti yang telah dijelaskan tadi, ada juga beberapa kegiatan capaian yang lainnya, seperti kegiatan yang mendasar yang ada di Bank Lampung dan Bank Syariah Indonesia (BSI).
“Kegiatan tersebut berupa capaian-capaian perekonomian kerakyatan yang tidak hanya dalam satu titik, tapi tersebar di seluruh Kota Metro. Seperti pasar segar, Payungi,” tuturnya.
Kemudian, ia mengatakan, ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan secara pendamping. Seperti pelatihan pembuatan kain tapis.
“Kegiatan pendampingan itu adalah berupa kegiatan pelatihan. Karena, pak wali dan buk wali itu, ketika kegiatan kami ada kegiatan seperti kegiatan pelatihan, itu harus dibarengi dengan bantuan peralatan. Bantuan peralatan itu, bukan bantuan peralatan yang besar-besar, tapi memang bantuan itu yang mendasar,” kata Siti.
“Artinya, ketika kita membuat seperti pelatihan membuat kain tapis, itu peralatannya kita berikan ke mereka. Setelah pelatihan itu selesai, kita tetap melakukan pendampingan dengan cara mengunjungi mereka untuk melihat hasil daripada kreativitas yang mereka buat. Selain itu, untuk para pelatihnya juga, dalam mengajar tidak meminta bayaran, khusus sesama masyarakat Kota Metro,” imbuhnya.
Siti mengungkapkan, untuk memasarkan kain tapis yang telah siap untuk dijual. Pihaknya telah melakukan kerjasama dengan pihak swasta untuk memasarkan produk tersebut.
“Untuk proses pemasaran kain tapis tersebut, kita sudah melakukan MoU dengan Alfamart, Alfamidi, Indomaret, Delfan, PB Swalayan, dan Chandra,” ungkapnya.(Man)