Lampung Selatan, (ISN) – Tsunami menerjang Lampung akibat aktifitas Gunung Anak Krakatau pada Sabtu (22/12). Baru tiba dari luar kota, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung KH Mohammad Mukri meninjau langsung lokasi terdampak bencana pada Rabu (26/12).
Laminto, warga Kalianda, mengungkapkan kepada ketua NU yang juga Rektor UIN Raden Intan ini, bahwa warga setempat masih trauma dengan peristiwa tersebut. Karenanya, jika malam tiba, mereka mengungsi ke perbukitan yang berada di belakang desanya.
“Maghrib warga mengungsi, Pak. Ada juga yang jaga di sini,” katanya.
Di rumahnya, terlihat tumpukan kardus bantuan dari warga NU yang memenuhi ruangan depan rumahnya. Setengahnya sudah kosong karena sudah dibagikan ke masyarakat setempat. Bahkan, katanya, saking penuh rumahnya, bantuan juga sampai menumpuk di bagian depan terasnya.
“Tadinya di sini juga menumpuk pakaian bekas, Pak,” jelasnya sembari menunjuk bagian teras rumahnya.
Rumah Laminto yang berada di bibir pantai hancur. Rumahnya yang berada di seberang jalan ia jadikan sebagai Pos NU Peduli. Ia bercerita bahwa kerap kali ikut Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lampung Selatan, KH Mahfudz At-Tijani mengisi pengajian.
Ketua NU yang biasa disapa Prof. Mukri ini juga terlihat menyimak betul keluh kesah serta cerita masyarakat yang lain di sana. Setelah mendengar, ia langsung berkomunikasi dengan Kiai Mahfudz dan Tim NU Peduli Lampung.
Sementara itu warga lain, Suwito, warga Kalianda, mengatakan bahwa gelombang tinggi itu sudah menghantam tiga kali.
Tempat tinggal dan bengkel Suwito hancur akibat terjangan air laut yang pasang itu.
“Bengkel dan rumah hancur,” katanya di Kalianda, Waypanas, Lampung Selatan, Lampung, Rabu (26/12).
Derasnya air laut itu katanya, bergerak begitu cepat. Kuatnya aliran membawa serta barang dan menghancurkan bangunan miliknya dan beberapa rumah lain. (MDSNews)