BANDAR LAMPUNG (ISN) – Ramainya perberitaan terkait anjloknya harga kopi Lampung yang diduga disebabkan oleh masuknya import kopi dari Vietnam oleh beberapa perusahan kopi yang beroprasi di Lampung mulai terjawab. Pasalnya dari tiga perusahaan yakni, PT Sarimakmur Tunggal Mandiri, PT Indra Brother dan PT Nedcoffe Indonesia Makmur Jaya telah mengimpor kopi sejak tahun 2018 lalu.
Dari data yang di himpung redaksi, PT Sarimakmur Tunggal Mandiri sejak Maret 2018 lalu hingga Februari telah mengimpor kopi Vietnam Jenis Robusta Green Coffee, Robusta Unwashed Robusta Coffee sebanyak delapan kali import. Dari kurun waktu satu tahun total impor PT yang beralamat di Sukabumi Indah ini mencapai angka 385,278.445 metrik ton (TNE).
Saat dikonfirmasi mengenai permasalah tersebut, pihak PT STM justru marah dan tidak memberikan tanggapannya.
” Emang ada apa dengan PT Sarimakmur, ngapain nyari Sarimakmur kami nggak ada urusan dengan redaksi,” kata lelaki yang mengaku namanya Andri saat di hubungi memlalui sambungan tlp (0721) 780818. Selasa (30/7/2019).
Baca Juga : https://www.intisarinews.co.id/ada-impor-kopi-vietnam-ke-lampung-harga-kopi-lampung-anjlok/
Menanggapi hal tersebut Japrius Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Lampung mengatakan, bahwa tidak dipungkiri anjloknya harga kopi Lampung karena masuknya import kopi dari Vietnam.
” Alasan mereka import karena kekurangan kopi itu nggak bener, karena ekspor kita masih banyak. Kualitas kopi Indonesi ini cafein nya terbaik di dunia , Robusta kita sangat baik, sangat diminati dunia,” katanya saat dihubungi melalui sambungan tlp.
Dikatakannya juga bahwa, penyebabnya ajloknya kopi robusta karena kopi Lampung di oplos dengan kopi Vietnam. lalu di ekspor sebagai kopi Lampung.
” kopi Vietnam dioplos dengan kopi Lampung, lalu dijual dengan nama kopi Lampung
karena oplosan itu yang menyebabkan anjloknya harga kopi, karen akualitasnya menurun,” tambahnya.
Dirinya mengatakan bahwa pihaknya sudah berkordinasi dengan pemerintah dalam upaya menjaga hasil panen kopi Lampung sehingga memenuhi kebutuhan pasar dunia.
“kita peduli terhadap petani kopi, kalo petani merasa dirugikan mereka nggak mau nanamkopi yang diruikan siapa? ya Lampung sendiri, semoga pemerintah segera membuat eraturan atau apalah yang bisa memberikan benang merah atas permasalahan ini,” tutupnya. (PUTERI)