BANDAR LAMPUNG (ISN) – Gubernur Lampung Arinal Djunaidi secara resmi membuka Festival Kopi Lampung 2019 dengan ditandai pemukulan gamelan oleh Gubernur Arinal, Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian RI Abdul Rochim beserta Forkopimda Provinsi Lampung, di Elephant Park, Enggal, Bandarlampung.Kamis (7/11/2019).
Ribuan masyarakat Lampung bergerombol memadati acara pembukaan. Acara ini berhasil menarik ribuan pengunjung untuk menikmati kopi robusta di Elephant Park. Mereka terdiri anak muda, dewasa, dan yang tergolong berusia tua, berbaur bersama menikmati kopi Robusta Lampung.
Sebelum membuka Festival, Gubernur Arinal beserta rombongan mengunjungi stan kabupaten/Kota (Lampung Tengah, Lampung Barat, Kota Bandarlampung, Tanggamus, Tulang Bawang, Way Kanan, Pesisir Barat, Lampung Selatan). Lalu, mengunjungi Stan Kampoeng Kopi untuk melihat jenis kopi dan alat pengolahan kopi.
Pada kesempatan itu, Gubernur Arinal dan Wakil Gubernur Chusnunia melakukan battle brewing pembuatan segelas kopi yang dinilai oleh 4 (empat) juri nasional. Battle brewing ini dimenangkan oleh Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim.
Dalam sambutannya, Gubernur Arinal menjelaskan bahwa pengembangan produk diversifikasi kopi olahan, mempunyai arti penting, karena dapat menjadi komoditas unggulan yang mempunyai daya saing tinggi di pasar internasional. Indonesia sebagai negara tropis disamping berpeluang untuk pengembangan produk diversifikasi kopi olahan, juga berpotensi untuk pengembangan produk industri pengolahan kopi.
Berdasarkan data BPS, lanjut Gubernur Arinal, total produksi kopi nasional tahun 2017 sebesar 630.000 ton dan ekspor kopi nasional pada tahun 2017 tumbuh 12,56% menjadi 464.000 ton dibandingkan pada tahun 2016. Nilai ekspor kopi secara nasional sebesar 467.800 ton dengan nilai USD 1.187.157.000 (Data BPS tercatat statistik kopi 2017), yang terdiri dari 72,84% kopi jenis robusta dan 27,16% kopi jenis arabika.
Ekspor kopi nasional didominasi oleh kopi olahan berbentuk instan sebesar 87,90%, sisanya berbasis ekstrak dan essence (data Kementerian Perindustrian RI).
“Total produksi kopi secara nasional sebesar 630.000 ton dengan perincian 250.000 ton untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan 70% produksi kopi nasional berasal dari Daerah Lampung. Nilai Ekspor biji kopi robusta secara nasional sebesar 459.000 ton, dari total ekspor tersebut Lampung menyumbang sekitar 321.000 ton,” jelasnya.
Dalam meningkatkan produktivitas kopi Robusta Lampung, Gubernur Arinal mengungkapkan bahwa dirinya juga telah mempersiapkan kopi dengan produksi 4 ton per hektar. “Sebelumnya produksi kopi kita hanya 0,7 ton per hektar, tapi saya sudah menyiapkan kopi dengan produksi 4 ton per hektar guna mendukung kemajuan kopi robusta Lampung,” ungkapnya..
Untuk meningkatkan mutu, nilai jual, daya saing dan branding kopi Indonesia khususnya kopi Robusta Lampung, ujar Gubernur Arinal, perlu dilakukan suatu event skala nasional yang dapat memperkenalkan kopi Indonesia, khususnya kopi robusta Lampung secara nasional maupun internasional.
“Salah satunya melalui kegiatan festival dengan tema Woman and Coffee inj. Tema ini sangatlah tepat mengingat wanita memiliki peranan penting dalam pengolahan kopi dari awal masa tanam, pemetikan, penjemuran, pengilingan dan sebagainya,” jelas Gubernur Arinal.
Selain itu, wanita adalah pasar khusus yang perlu ditingkatkan sebagai penggemar kopi, karena dari setengah penduduk Indonesia adalah wanita, namun belum banyak wanita yang menggemari kopi.
“Untuk itu, melalui Festival Kopi Lampung ini, saya berharap kiranya dapat meningkatkan konsumsi kopi robusta, sekaligus mempromosikan fungsi kopi untuk kesehatan dan kecantikan bagi kaum wanita. Selain itu pula, diharapkan akan memberikan manfaat yang besar terhadap semua pihak, khususnya untuk peningkatan kesejahteraan petani kopi Lampung dan Indonesia,” jelasnya
Kegiatan Festival Kopi Lampung ini, ujar Gubernur Arinal, merupakan yang pertama dan menjadi pintu awal dalam kebangkitan kopi Lampung, tidak hanya nasional tetapi juga internasional. “Nantinya juga Festival Kopi Lampung 2022 akan dilaksanakan di destinasi wisata terpadu Bakauheni, karena kita akan memiliki destinasi wisata berkelas internasional di sana,” ujarnya.
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian RI,, Abdul Rochim mengungkapkan bahwa pelaksanaan Festival Kopi Lampung 2019 sangat tepat, karena Lampung merupakan Provinsi penghasil kopi terbesar di Indonesia dengan rata-rata produksi 116 ribu ton, dan merupakan pelabuhan ekspor utama kopi Indonesia.
“Kopi robusta Lampung memiliki cita rasa yang khas, tentunya produksi ini harus dapat ditingkatkan oleh kabupaten penghasil kopi,” jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa Kemneterian Perindustrian RI, sangat mengapresiasi Pemerintah yang terus menggiatkan kegiatan terkait kopi, termasuk Festival Kopi Lampung 2019.
“Perayaan ini diharapkan dapat dilakukan setiap tahun untuk dapat meningkatkan nilai, budaya dan mutu dari kopi robusta Lampung, meningkatkan semangat kepada petani kopi melalui peningkatan produktifitas dan kualitas kopi, serta menggairahkan ekspor kopi Lampung ke Pasar Internasional,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua pelaksana Festival Kopi Lampung 2019, yang juga Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung Taufik Hidayat melaporkan bahwa Festival Kopi Lampung akan berlangsung selama empat hari yaitu sejak tanggal 6 November hingga 9 November 2019.
“Festival ini dalam rangka untuk membranding, meningkatkan citra, dan nilai dari kopi robusta Lampung, serta peningkatan produktifitas dan mutu kopi robusta,” jelas Taufik.
Ia menjelaskan bahwa sasaran festival untuk menyatukan persepsi seluruh pemangku kepentingan mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Stakeholder, Pengusaha, dan pihak terkait lainnya. “Sasaran ini dalam rangka mewujudkan kopi Lampung Berjaya dan petani kopi yang sejahtera,” jelasnya.
Adapun rangkaian kegiatan Festival Kopi Lampung, di antaranya edukasi kopi di beberapa perguruan tinggi di Lampung, pameran dan promosi produk kopi unggulan, pameran produk unggulan Lampung, Seminar Kopi, kejuaraan nasional kopi (brewwing coffe battle contest, robusta coffee cupping, late art), Lampung Coffee Gallery.
“Kemudian akan ada gelar budaya “Lampung Culturing wisdom”, temu bisnis kopi, fashion show kopi, cerdas cermat petani kopi, Lokakarya kopi, edukasi kopi untuk wanita, lomba foto instagram romantisme kopi, pemilihan duta kopi Lampung, dan lelang amal, serta akan memecahkan rekor minum kopi fine robusta bersama 3000 wanita,” jelas Taufik.
Dalam acara tersebut, Gubernur Arinal memberikan apresiasi kepada empat sosok wanita yang memberikan perhatiannya terhadap kemajuan kopi Lampung, yaitu kepada Ketua TP. PKK Provinsi Lampung Riana Sari Arinal, Wakil Gubernur Chusnunia Chalim, Duta Kopi Nasional Tri Sartika Rini, dan Petani Kopi Nurma.
Pada bagian lain, masyarakat yang hadir dalam acara ini menunjukkan ekspresi kegembiraannya. Ardi salah satu pengunjung dari Gedung Air, Bandarlampung, mengungkapkan bahwa dirinya sangat antusias untuk hadir di acara festival Kopi Lampung.
“Saya beserta istri dan anak sudah dari tadi hadir di sini, ada banyak kopi yang ada disini. Tadi saya juga sudah mencicipi kopi yang ada disini seperti ada rasa pahit dan manis, tapi rasa kopinya kerasa,” ujarnya.
Ia berharap Festival Kopi Lampung dapat berjalan sukses dan lancar, dan mampu mengenalkan kopi Lampung ke depannya.
Fajar, pengunjung lainnya, menuturkan bahwa dirinya baru pertama kali menghadiri acara kopi ini. “Saya penasaran dengan acara ini, ada banyak pengunjung yang hadir disini. Semoga acara seperti ini dapat terus dilaksanakan untuk mengenalkan kopi Lampung,” ungkapnya.
(Humas Prov Lampung)