METRO (ISN) – Para peneliti IGES Jepang, Shiko Hayashi dan Dr. Fritz Akhmad Nuzir, menyarankan agar Kota Metro dapat mengadopsi dan mengadaptasi kemajuan-kemajuan pembangunan di kota-kota, bahkan dapat melakukan akselerasi.
Saran masukan itu disampaikan para peneliti IGES, setelah pemaparan dari Tokoh Kota Metro, Lukman Hakim yang juga mantan Wali Kota Metro dua periode, mengenai hal yang dibutuh sebuah Kota untuk pengembangan dan memajukan Kota, dalam pertemuan jarak jauh (Tele Conference), Selasa, 06 November 2019 lalu.(07/11/2019).
Pertemuan itu antara Tokoh Masyarakat Kota Metro Hi.Lukman Hakim, SH, MM,. dengan dua orang peneliti IGES, Shiko Hayashi dan Dr. Fritz Akhmad Nuzir serta pejabat Dinas Lingkungan Hidup Pemko Kitakyushu, Emiko Murakami dan stafnya, Mifuhu Ooyama.
Dalam diskusi ini membahas pengalaman para peneliti IGES dan Pemerintah Kota Kitakyushu Jepang dalam membina dan bekerjasama dengan beberapa Kota di Indonesia dalam membangun Kota yang rendah Karbon.
Adapun Kota-kota yang dimaksud antara lain, Surabaya, Medan dan Balikpapan.
Dikesempatan itu, Lukman Hakim menyampaikan beberapa hal yang mungkin sebagai area kolaborasi di masa mendatang, yaitu manajemen sampah dan limbah, sanitasi, energi serta manajemen atau rekayasa transportasi yang ramah bagi lingkungan, juga ramah bagi semuanya.
“Seluruh lapisan masyarakat, apapun situasi dan kondisinya juga makhluk hidup lainnya secara berkelanjutan. Optimis untuk memajukan Kota Metro menjadi kota yang berkelanjutan, layak dijadikan tempat hidup oleh siapapun termasuk oleh generasi-generasi mendatang dan seterusnya,”ungkap Lukman.
Diketahui, pertemuan diskusi tersebut menggunakan aplikasi komputasi awan Zoom dengan memanfaatkan layanan jaringan internet, turut serta hadir dalam pertemuan Anna Morinda yang juga di anggap tokoh Kota Metro.
Anna Morinda juga berkesempatan menyampaikan tentang pemberdayaan kaum perempuan dalam pembangunan kota yang ramah lingkungan. Sekaligus dapat menjadi tambahan penghasilan bagi keluarga, misalnya dengan urban farming.
Selain itu, pembangunan yang diarahkan pada kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah, yang dapat dimanfaatkan untuk beraneka fungsi atau utilitas perkotaan.
Untuk lebih jauh, dalam diskusi tersebut, kedua belah pihak bersepakat untuk melakukan diskusi lebih lanjut dalam rangka mempertajam area-area yang dapat dilakukan secara bersama-sama.
Harapannya adalah Kota Metro menjadi Kota yang berkelanjutan.(*)