Bandarlampung – Ketua Bawaslu Bandarlampung, Chandrawansah, menyebut lembaganya siap mendiskualifikasi paslon jika melakukan pelanggaran. “Kalau memang bakal ada sejarah, Bawaslu harus menggugurkan paslon karena pelanggaran, maka kami siap,” ujar Chandra di sela-sela rakor dengan pemantau pilkada di Hotel Golden Tulip, Selasa (20/10) siang.
Acara digelar menggandeng Mappilu-PWI Lampung dan dihadiri Ketua KPU Dedy Triadi, jaringan pemantau pilkada dan komunitas wartawan.
Chandra memaparkan kerja-kerja lembaganya terkait pengawasan. “Tidak ada laporan yang tidak kami proses. Kalau ada yang bicara misalnya kami tidak maksimal karena anggaran belum 100 persen turun, maka silakan cek. Tiap laporan dan pelanggaran, kami tindak lanjuti,” tegas Ketua Bawaslu Bandarlampung itu.
Di tempat yang sama, Ketua KPU Dedy Triadi memberi penekanan khusus penggunaan aplikasi daring untuk kerja-kerja penyelenggaraan pilkada. “Kami tidak melakukan quick-count, tapi real count. Dengan dukungan server yang dimiliki KPU, hasil pemilihan bisa dapat diperoleh sekitar jam empat sore di hari pencoblosan,” janji Dedy.
Acara dibuka dengan pemaparan Sekretaris Mappilu Amiruddin Sormin dan diisi interaksi peserta dengan Ketua KPU dan Bawaslu.
“Ketua KPU kita mantan wartawan. Ketua Bawaslu saya kenal sebagai aktivis. Tentu kawan-kawan wartawan bisa membuka komunikasi yang terbuka dengan mereka,” anjur Amir sembari menyebut supaya wartawan bisa memperoleh nomer kontak ketua-ketua lembaga penyelenggara pilkada Bandarlampung itu.
Acara ini merupakan acara Ngopi –ngobrol pilkada– yang digelar Mappilu-PWI. Sebelumnya, Ngopi Mappilu digelar di Balai Wartawan dengan fasilitasi Ketua KPU, kali ini digelar di hotel dengan fasilitasi Bawaslu.
Agenda Mappilu berikutnya tentu akan menjalin komunikasi dengan paslon. “Paslon butuh berinteraksi dengan media. Apalagi pada pilkada masa pandemi seperti sekarang. Mappilu siap memfasilitasinya,” ungkap Ketua Mappilu Adolf Ayatullah Indrajaya.