Metro, Intisarinews.co.id — Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Metro, Syachri Ramadhan menyebut, pendapatan asli daerah (PAD) di kota yang berjuluk Bumi Sai Wawai tersebut, dalam kurun waktu tiga tahun kebelakang mengalami peningkatan dari sektor pajak daerah.
“Untuk PAD di Kota Metro, dalam kurun waktu tiga tahun belakang, yaitu dari tahun 2021 sampai 2023 terdapat pertumbuhan realisasi pajak daerah, kurang lebih sebesar 24,75 persen. Senilai angka 8,193 Miliar,” kata Syachri, didampingi Mirza, Sekretaris BPPRD Metro, saat diwawancarai awak media di ruang kerjanya, Rabu (10/7/2024).
Dia mengungkapkan, adapun rinciannya yaitu, tahun 2021 sebesar Rp 33,1 Miliar. Kemudian, tahun 2022 sebesar Rp 36,7 Miliar. Dan pada tahun 2023 sebesar Rp 41,2 Miliar.
“Tentunya, pertumbuhan PAD ini naik secara total. Kurang lebih Rp 8,193 Miliar, sekitar 24,75 persen. Itu merupakan kondisi realisasi daripada pajak daerah di Kota Metro dalam kurun waktu tiga tahun belakang ini,” ungkapnya.
Dia menyebut, kenaikan PAD tersebut berasal dari beberapa sektor pajak daerah.
“Secara keseluruhan, kami menangani khususnya dari pajak. Ada sembilan pajak daerah, yaitu masing-masing dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak parkir, pajak air tanah, pajak penerangan jalan, pajak bumi bangunan (PBB), dan biaya perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB),” ucap Syachri.
Berita Terkait
“Dari sembilan pajak tersebut, yang paling tinggi dan potensial, kita mendapatkan realisasi dari pajak penerangan jalan. Pada tahun 2023 lalu, kita mendapatkan sebesar Rp 16,248 Miliar melalui PLN (perusahaan listrik negara),” tambahnya.
Sementara, untuk PAD Kota Metro di 2024, PAD yang telah masuk dari bulan Januari hingga Juni, sebesar 55,86 persen.
“Sampai bulan Juni 2024, PAD yang telah masuk sebesar 55,86 persen. Sedangkan, target pajak PAD kami di tahun 2024 adalah Rp 45 Miliar. InsyaAllah mudah-mudahan sampai akhir tahun, kami bisa mencapai target tersebut,” ujar Syachri.
Dia menyebut, guna mewujudkan capaian target PAD di tahun 2024, pihaknya telah membuat beberapa inovasi program kerja.
“Untuk mencapai target tersebut, kami telah melakukan berbagai inovasi program kerja, yaitu layanan pickup service (layanan jemput bola pembayaran PBB). Kemudian, kita meningkatkan sistem pembayaran pajak secara online. Serta, kita mengembangkan alternatif tempat pembayaran pajak, melalui penyedia jasa pembayaran, yaitu dalam hal ini Bank,” ucapnya.
“Jadi, selain Bank Lampung, saat ini kita sudah bekerjasama dengan Bank BCA (Bank Central Asia). Kemudian, untuk yang sedang dalam proses kerjasama yaitu, PT Pos Indonesia, dan Bank BNI (Bank Negara Indonesia),” tambahnya.(Man)