Pringsewu (ISN) – PT PRINGSEWU JAYA SEJAHTERA bersama Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu telah membina petani setempat untuk menggunakan teknologi budidaya berbasis mikroba.
PT PRINGSEWU JAYA SEJAHTERA hadir di Pringsewu untuk membina para petani agar menggunakan teknologi berbasis mikroba. Tentunya kami berharap hasil panen ini nanti akan bisa langsung dibeli oleh BUMD,” kata Direktur Utama PT PRINGSEWU JAYA SEJAHTERA, Achmad Nur Fikri, S. T., dalam Sosialisasi dan Diskusi Inovasi Teknologi Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani di areal Pesawahan Pekon Margodadi, Kecamatan Ambarawa pada Jumat 19 April 2024.
Kemudian nantinya BUMD akan memasarkan hasil panen padi organik tersebut sehingga masyarakat kabupaten Pringsewu bisa merasakan kualitas dan perbedaan antara beras organik dibandingkan hasil padi kimia.
Bahkan, kata Fikri pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas pertanian dan BUMD Provinsi. Dan harapannya BUMD Provinsi juga dapat memasarkan hasil padi dengan penggunaan teknologi BBM tersebut.
“Jadi kita tidak akan khawatir dengan pemasaran nya, apalagi kita akan mendapatkan dukungan yang besar dari para penyuluh untuk bisa terus mengembangkan teknologi ini, ” imbuh Fikri.
Ditegaskan Fikri, teknologi berbasis mikroba ini adalah teknologi yang mema sangat ditunggu, karena teknologi ini petani bisa menggunakannya secara sederhana dan mendapatkannya sangat mudah.
Jadi kata Fikri, pihaknya akan menyediakan bahan pembenahan tanah dengan dua produk berupa padat dan cair berbasis mikroba.
“Jadi ini bukan pupuk kimia yang diberikan teknologi mikroba, tapi ini murni berbasis mikroba” tegas Fikri.
Ditambahkan Fikri, untuk penerapannya, teknologi berbasis mikroba ini tidak bisa berdampingan atau dicampur pestisida atau pupuk kimia.
Fikri memaparkan, penemuan teknologi berbasis mikroba ini digawangi oleh doktor Sutikno yang sudah melakukan riset selama puluhan tahun. Dan hasilnya untuk tanaman padi bisa menyamai teknologi pupuk berbasis kimia.
Bahkan ada di beberapa daerah hasil penggunaan pupuk kimia sempat menurun secara kuantitas, sementara teknologi BBM ini bisa mengembalikan hasil produksi padi seperti sebelumnya.
“Makanya kami dari BUMD sangat antusias dan sangat optimistis bahwa teknologi ini bisa kita jadikan pilot project, ” Tutup Fikri. (*)