MAJALENGKA (ISN) – Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka, melakukan penandatanganan kerjasama dengan ACN Aero Teknik mengenai pembangunan dan pengoperasian bengkel pesawat di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Kamis (3/3/22).
Dalam rencana pembangunan tersebut, BIJB menyiapkan lahan seluas 4 hektar, dari total 84 hektar sebagai lahan Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) BIJB Kertajati.
Direktur Utama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Muhammad Singgih, mengungkapkan pembangunan bengkel tersebut akan memakan waktu kurang lebih 10 bulan sebab target Januari 2023 bengkel tersebut bisa beroperasi.
“Artinya ini akan menjadi pendongkrak sekaligus memberikan harapan baru bagi BIJB sehingga fungsi bandara sebagai penumpang juga ada aktivitas Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) di Kertajati,” ujar Singgih, usai penandatanganan kerjasama Head of Agreement Kertajati Aircraft Maintenance Center dan One Stop Experience Facilty di BIJB Kertajati, Majalengka.
Singgih mengungkapkan, dengan adanya bengkel tersebut akan memberi keuntungan bagi BIJB terutama fasilitas juga layanan yang ada bandara, sehingga fungsi bandara lebih kompleks bukan saja soal layanan jasa penerbangan.
“Ini step by step. Ini sesuatu yang luar biasa. Bagi kami ini akan melengkapi bandar udara Internasional Jawa Barat sehingga fasilitasnya makin lengkap. Apalagi ini komitmen dari mitra, dari ACN Aero Teknik, akan membangun dalam waktu yang cepat,” ujar Singgih.
Sementara itu, Managing Director ACN Aero Teknik, Marco Isaak, menjelaskan investasi yang dibangun mengenai bengkel tersebut sebesar Rp 150 Miliar. Pihaknya berharap bengkel tersebut dapat menjadi pelengkap bagi fasilitas di BIJB Kertajati Majalengka.
“Saya yakin Kertajati ini mempunyai fasilitas yang cukup untuk kita optimalkan. Nah diantaranya pembangunan MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul) yang kita tanda tangani hari ini, saya yakin akan menarik lebih fasilitas yang akan dibangunkan di sini,” ujar Marco.
Menyinggung soal luas area dari bengkel, pihaknya menjelaskan lebih dari cukup sebab 4 hektar bisa menampung tiga pesawat.
“Tahap permulaan ini empat hektar pembangunan cukup, yaitu untuk servis tiga pesawat Boing, untuk satu waktu. Untuk ke depan mungkin dua tahun lagi tambah lima hektare dan kita bangun seluruhnya step by step,” kata Marco. (*)