TUBABA (ISN) – Sebanyak 15 peserta generasi muda di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) diwarisi sekaligus mengikuti revitalisasi sastra lisan Bebandung selama 3 hari, sejak Kamis 23 Maret hingga Sabtu besok.
Pewarisan dan revitalisasi itu diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Lampung bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tubaba.
Dr Eva Krisna, Kepala Kantor Balai Bahasa Provinsi Lampung mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan budaya Lampung, yaitu Bebandung ini.
“Yang ingin kita capai dalam kegiatan ini, yaitu pelestarian sastra lisan revitalisasi Bebandung. Revitalisasi artinya mewariskan dan menghidupkan kembali bentuk-bentuk kebudayaan yang sudah nyaris punah,” Ujar Eva pada wartawan usai melakukan pelatihan yang diselenggarakan di SMP Negeri 09, Kecamatan Tulang Bawang Tengah pada Jum’at, 25 Maret.
Menurut Eva Krisna, Bebandung sudah jarang dikenal dan digunakan masyarakat, sehingga dikhawatirkan terancam punah.
“Kegiatan ini sasarannya menyelamatkan bahasa, apalagi ini sangat berguna bagi provinsi Lampung maupun kebudayaan Lampung, karena bahasa Lampung terancam punah menurut penelitian para ahli,” katanya.
Dirinya berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tubaba melalui Disdikbud dapat terus melakukan revitalisasi Bebandung ini secara berkesinambungan.
“Ini adalah pancingan untuk Pemkab Tubaba karena kami sudah lebih dahulu melakukan. Kita juga sudah melakukan konsolidasi dengan Pemkab agar nantinya mereka secara terus-menerus melakukan revitalisasi, dan kami yang akan melakukan pembinaan melalui pementasan kejuaraan. Kami harap akan lahir Bebandung muda, sehingga budaya ini tidak hilang di bumi berjuluk Ragem Sai Mangi Waway,” ungkapnya.
Disisi lain, M Badri Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Tubaba menyatakan siap mensupport program revitalisasi Bebandung tersebut.
“Artinya kita siap melaksanakan kegiatan ini. Kita akan sondingkan kepada Kepala dinas, bahwa kegiatan ini harus dilestarikan agar kedepannya dapat menciptakan pelantun Bebandung yang lebih baik lagi sehingga dapat terus lestari,” tambahnya.
Badri menjelaskan, 15 peserta ini dipilih dari kalangan pelajar dan pemuda pemudi yang berusia masih dibawah 25 tahun, Mereka juga dilakukan perekrutan dari Tiyuh (Desa) tertua di Kabupaten Tubaba.
“Artinya pemuda pemudi pelantun Bebandung ini dilatih agar lebih matang lagi, karena nantinya akan kita lombakan di tingkat provinsi hingga Nasional,” pungkas Badri.
Untuk diketahui, Bebandung adalah bahasa-bahasa nasihat berisi sindiran, yang biasa digunakan nenek moyang suku Lampung mengajarkan sesuatu tidak secara langsung, namun melalui nasihat berupa sindiran dengan tutur bahasa berirama syair dan bahasa kata-kata yang indah dilagukan. (Putra)